(Sekadar Berbagi) Sekelumit Serba-Serbi Proyek Konstruksi

Senin, 28 November 2011
Bismillahirrohmanirrohiim.
Dalam pelaksanaan sebuah proyek konstruksi ada beberapa tahapan yang harus ditempuh. Jadi tidak hanya ide langsung buat.
Secara umum ada 5 tahapan :
1. Ide
-> Setiap perbuatan tergantung pada niat. Begitu juga dengan proyek konstruksi. Ada niat dan juga ada ide.

2. Studi Kelayakan/Feasibility Study
-> Dalam tahapan ini,ide tadi ditindaklanjuti dengan dilaksanakannya studi apakah ide tadi layak diaktualisasikan/dikerjakan.
Ada beberapa aspek yang harus ditinjau/dikaji,seperti :


  • Aspek Lingkungan -> Terkait Dampak Terhadap Lingkungan

  • Aspek Ekonomi -> Menguntungkan atau tidak jika dilaksanakan proyek itu

  • Aspek Teknis,seperti apakah daerah tempat diadakannya/dilaksanakannya proyek konstruksi itu layak? Terkait kuat dukung tanah,kontur tanah,dan lain sebagainya.


Setelah didapatkan hasil laporan studi-studi tadi dan menunjukkan bahwa proyek itu layak untuk dilaksanakan,lanjut ke tahap selanjutnya.

3. Detail Engineering Design (DED)
Pengewajantahan/pengimplementasian hasil studi ke dalam bentuk perencanaan teknis,baik itu dalam bentuk gambar maupun hitungan dan juga grafik. Serta juga perencanaan dalam aspek manajerial, misalnya pembagian tugas pelaksanaan.

4. Pelaksanaan
Setelah dibuat perencanaan aspek teknis dan aspek manajerial,selanjutnya dilaksanakan sesuai rencana tadi.

5. Pemeliharaan dan pengawasan
Proyek konstruksi yang telah dibuat tidak langsung dibiarkan begitu saja. Ada waktu pemeliharaan dan pengawasannya juga dan ini merupakan tanggungjawab perusahaan konstruksi yang menjadi pelaksana (ada dalam dokumen perjanjian kontrak)


Dalam aspek yang lain, dalam proyek konstruksi juga mengenal aspek manajemen yang dikenal : P-O-A-C

Planning -> Organizing -> Actuating -> Controlling
Perencanaan -> PengOrganisasian -> Pelaksanaan -> Pengendalian

Terkait posting-an saya tadi pagi tentang runtuhnya Jembatan Mahakam, Kutai Kertanegara ya memang ada banyak kemungkinan penyebab runtuhnya jembatan itu.
Tapi,menurut hemat saya KELEBIHAN MUATAN bukanlah penyebab utama.
Penyebab utama jelas adalah TAQDIR.
tapi dari segi ilmiahnya/teknisnya,-menurut saya- itu karena ketidaksesuaian antara PERENCANAAN dan PELAKSANAAN.

Misal ini,
bahan bangunan yang dipakai di perencanaan teknis adalah bahan bangunan yang memiliki mutu yang dapat menahan beban 2,4 ton tapi dalam pelaksanaan terjadi "permainan" dengan menurunkan kualitas.


Mungkin itu sedikit sharing saya. Smoga bermanfaat.
Baarokalloh fiykum.


Usroh Umar bin Khattab, 03 Muharram 1433 H

Rama Rizana,
7th semester student of Civil Engineering Department,
Muhammadiyah University of Yogyakarta


~Sebenarnya sudah cukup lama saya ingin menuliskan tentang perkuliahan saya di Teknik Sipil ini. Dan memang salah satu genre yang ingin saya tuliskan di halaman dunia maya saya ini adalah tentang Civil Engineering. Tapi baru sempat sekarang. Karena kemarin-kemarin merasa belum punya cukup ilmu untuk dibagikan.
Lah,sekarang kok nulis?
Ya,karena menurut saya,kalau nunggu ilmu cukup,kapan jadinya/kesampaian untuk berbagi ilmu. Betul,tak?
~

also posted here and here




0 komentar:

Posting Komentar